Headline Jawa Tengah (GUNUNGKIDUL) ~ Markus Nanang Setiawan atau akrab dipanggil Mas Nanang mengawali langkahnya bukan sebagai pengusaha melainkan sebagai pasien yang mencari solusi meredakan asam lambung.
“Saya sendiri sudah merasakan manfaatnya sampai sekarang sudah enggak kumat-kumat lagi,” ujarnya ketika berbagi cerita di kanal YouTube CapCapung (30/4).
Berbekal keingintahuan, ia menelusuri internet untuk memahami teknik pengolahan lidah buaya, hingga akhirnya memproduksi berbagai olahan dari gel segar hingga permen jeli.
baca juga: Wonosobo Hadirkan Rangkaian Event Seru Sepanjang Mei 2025: Festival, Seni, dan Wisata Budaya
Efisiensi di Lahan Terbatas, Hasil Skala Luas
Bermodalkan pekarangan rumah, Marvera kini menebar lidah buaya “jumbo” di lahan seluas tujuh hektare di Desa Ngari, Wonosari, Gunungkidul.
Varietas khusus ini dipilih karena ketahanannya terhadap terik matahari. Proses budidayanya menerapkan:
- Jarak tanam satu meter untuk sirkulasi udara optimal
- Pembersihan gulma secara berkala
- Sistem drainase saat musim hujan
- Penyiraman setiap dua hari pada musim kemarau
- Pemangkasan pelepah tua untuk merangsang pertumbuhan baru
- Pemupukan kandang organik setiap 3–6 bulan
Panen dilakukan seefisien mungkin, yaitu dua minggu sekali, dua hingga tiga pelepah terendah dipetik, lalu daging lidah buaya dicuci, direndam air garam untuk menghilangkan lateks, dan direbus singkat sebelum diolah lebih lanjut.